" Masjid Syahabuddin merupakan masjid tertua di kota Siak Sri Indrapura "
Warisan Sultan Siak Sri Indrapura. Masjid Syahabuddin merupakan masjid kabupaten sekaligus masjid bersejarah peninggalan kesultanan Siak Sri Indrapura di kota Siak |
Masjid Syahabuddin merupakan
masjid tertua di kota Siak Sri Indrapura, ibukota kabupaten Siak di Provinsi
Riau, masjid ini merupakan warisan dari Kesultanan Siak yang dibangun semasa
kekuasaan Sultan Siak ke-12, Sultan Syarif Kasim II. Sehingga masjid ini sering dikenal masyarakat dengan
sebutan Masjid Sultan Siak. Pasa masa kejayaan kesultanan Siak Sri
Indrapura Masjid ini menjadi salah satu pusat pengkajian Islam terbesar di Asia
Tenggara.
Sampai kini masjid tersebut masih
menjadi tempat ibadah warga kota Siak. Apa lagi masjid ini dilengkapi fasilitas
pendingin udara AC yang membuat ruangan masjid bertambah sejuk. Selama bulan
Ramadan pun banyak masyarakat yang menjatuhkan pilihannya untuk melaksanakan
salat fardu maupun sunah di masjid ini. Selain itu, di sebelah masjid juga
terdapat makam sultan.
Megah dalam balutan warna kuning khas melayu dengan sedikit sentuhan warna hijau |
Selain menjadi tempat beribadah,
masjid tersebut juga dijadikan lokasi wisata riligi. Berbagai tamu wisata baik
lokal maupun mancanegara sering singgah barang sejenak di masjid ini. Diantara
wisatawan lain, pengunjung dari negeri jiran Malaysia yang paling banyak
mengunjungi masjid ini. Karena memang Kesultanan Siak pada mulanya berawal dari
Kesultanan Johor di Malaysia.
Lokasi Masjid Syhabuddin Siak
Jl. Sultan Ismail Kota Siak Sri
Indrapura
Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia
koordinat : 0° 47' 41.35" N 102° 2'
48.22" E
Masjid Syahabuddin terletak di Jl
Sultan Ismail, tepat di
persimpangan dengan ruas jalan Datuk Pesisir di kota Siak yang berjarak
sekitar 30 meter dari bibir sungai Siak. Masjid berwarna kuning dengan polesan
cat hijau dibeberapa tiang penyangganyanya ini dikelilingi rerumputan hijau
yang menambah keindahan tersendiri. Ada dua bangunan megah dalam komplek masjid ini, yakni bangunan Masjid
Syahabuddin dan bangunan kedua yang mirip dengan bangunan masjid modern dengan
kubah bawang merupakan bangunan komplek pemakaman raja raja Siak, keluarga dan
kerabatnya.
Kehadiran masjid ini tidak hanya
sekedar menjadi tempat ibadah semata. Sejak dulu, Masjid Syhabuddin menjadi
pusat pendidikan islam terbesar di Asia Tenggara. Pada waktu itu, Sultan
mendatangkan guru-guru islam dari tanah Arab. Sejarah membuktikan, kerajaan
Siak tempo dulu merupakan pusat pendidikan Islam terbesar di Asia Tenggara.
Banyak negara sahabat seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand belajar
pendidikan Islam di Kesultanan Siak.
Asal Muasal Nama Syahabuddin
Nama masjid Syahabudin diambil dari nama suku Syahad dari keturunan
Sultan Kerajaan Siak yang berasal dari Arab, mulai dari Sultan ke-2 yaitu
Sultan Muhammad Ali. Sumber yang lain mengatakan bahwa Nama masjid ini diambil
dari nama imam Sayyid Osman Syahabuddin. Adapula yang mengartikan nama Masjid
ini sebagai perpaduan dari dua kata “syah” yang berarti penguasa dan “Addin”
yang berarti agama.
Sejarah Masjid Syahabuddin
Masjid Syahabudin yang pertama terletak di Jalan Syarif Kasim dibangun
tahun 1302 Hijriah bertepatan dengan tahun 1882 Miladiah, berdekatan dengan
istana kesultanan. Bangunan fisiknya terbuat dari kayu, di dalamnya terdapat
mimbar yang berukir dari Jepang. Kemudian masjid Syahabudin dipindahkan secara
permanen pembangunannya ke Jalan Sultan Ismail di tepi Sungai Siak, berjarak
lebih kurang 300 M dari istana As Seraya Hasniliyah Siak.
Masjid Syahabuddin dari jalan Sultan Syarif Khasim |
Masjid Syahabudin didirikan oleh Sultan yang ke-12 bernama Sultan
Assayyidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaefudin (Sultan Syarif Qasim II), dimulai
pada tahun 1927 dan selesai dibangun pada tahun 1935. Dana pembangunan masjid
tersebut berasal dari dana kerajaan dan partisipasi masyarakat Siak. Dalam
pelaksanaan pembangunan masjid, untuk menimbun tanah khususnya pondasi masjid
dilakukan secara gotong-royong oleh kaum ibu pada malam hari, mengingat masa
itu masih berlaku Adat Pingitan bagi kaum wanita (pada masa Pemerintahan Sultan
Syarif Qasim II).
Untuk menjadi imam pada masa itu persyaratannya telah lulus tes oleh
Qodi Siak di zaman Sultan pada masa itu. Kepengurusan Masjid Syahabudin
dikoordinir oleh Sultan Siak, karena itu yang menjadi imam dan khatib digaji
oleh Sultan Siak. Diantara mereka adalah: H. Abdul Wahid, Tuan Lebay Abdul
Muthalib, dan Imam Suhel.
Kemudian pada tahun 1945 setelah Indonesia merdeka, seluruh aset
kerajaan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia, sehingga masjid
tersebut dijadikan masjid kecamatan. Dengan adanya pemekaran wilayah di
Provinsi Riau, Siak menjadi kabupaten, maka masjid itupun naik status menjadi
masjid kabupaten. Dengan demikian, selain bersatus sebagai masjid kabupaten,
masjid ini juga menjadi masjid bersejarah.
Referensi
sungaikuantan.com - kerajaan-siak-sri-indrapura-warisan
krishadiawan.co.cc -
sejarah-kerajaan-siak-sri-inderapura
riau1.kemenag.go.id - Masjid
Syahabudin Siak
detiknews.com - mengintip-masjid-sultan-siak
harian kompas, edisi minggu 10
Agustus 2003
Minuman Khas Melayu Siak "Laksamana Mengamuk"
Laksamana Mengamuk merupakan minuman segar yang menghadirkan bahan utama buah kuini.
Nama minuman ini berawal dari legenda kuno masyarakat Riau.
1. "Legenda" kisah di balik minuman laksaman mengamuk
minuman ini berawal dari legenda kuno masyarakat Riau. Alkisah,
pada suatu hari, seorang laksamana mengamuk di kebun kuini. Dia marah,
karena istrinya dibawa lari oleh tuan tanah, pemilik kebun kuini
tersebut.
Saking kesalnya, Sang laksamana menebas-nebaskan pedang yang
dibawanya ke segala penjuru kebun. Puluhan buah kuini jatuh berserakan
di tanah dan hancur terkena amukan pedang sang laksamana.
Setelah laksamana puas melampiaskan kemarahannya dan pulang,
masyarakat yang sebelumnya hanya berani menonton, kemudian mendekat ke
kebun kuini. Masyarakat memunguti buah-buah kuini yang berserakan di
tanah.
Masyarakat bingung, mau mereka apakan buah kuini yang telah
terkoyak-koyak pedang laksamana itu. Hingga akhirnya seorang ibu-ibu
mendapat ide. Ibu tersebut mengumpulkan buah-buah kuini tersebut dan
memasukkannya ke dalam kuah santan dan gula merah.
Lalu, ibu itu kemudian membagi-bagikan minuman tadi ke masyarakat
desa. Ternyata, masyarakat menyukai minuman tersebut. Dari situlah nama
nama Laksamana Mengamuk muncul.
Minuman Khas Melayu Laksaman Mengamuk |
2. Resep Minuman Laksamana Mengamuk
A. Bahan-bahan Es Laksamana:
- 600 gram es batu serut
- 300 gram mangga kuini matang, potong kotak
- 300 gram gula pasir putih
- 2 lembar daun pandan, ikat menyimpul
- ¼ sendok teh garam dapur halus
- 250 ml air putih
- 3 lembar daun pandan, ikat menyimpul
- 600 ml santan kental
- ¼ sendok teh garam dapur halus
- Pertama silahkan anda persiapkan bahan untuk membuat sirupnya, dengan merebus air putih dulu dengan rebusan gula pasir didalamnya, kemudian tambahkan daun pandan yang sudah ditali, dan tambahan sedikit garam, aduk hingga gula benar-benar sudah melebur dengan air, dan harum. Angkat dan sisihkan
- Selanjutnya bahan untuk kuahnya, silahkan mulai dengan merebus santan kental,tunggu hingga mendidih, tambahakn garam dan daun pandan agar menambah gurih dan wangi aroma kuah, aduk lagi sampai mendidih, angkat bila sudah matang
- Simpan dalam gelas atau wadah yang telah disiapkan potongan mangga kuini, dan tambahan es batu untuk menambah kesegaran.
- Siram bagian atas dari bahan-bahan yang sudah dimasukan kedalam gelas sirupdan kuah es laksamana mengamuk
- Silahkan sajikan es laksamna mengamuk untuk hari yang lebih istimewa.
Source trenpedia.com
Siak Sri Indrapura, "Daya Tarik Kerajaan Melayu Islam"
IBARAT berlian dalam lumpur, Kabupaten Siak di
Provinsi Riau kini mulai bersinar setelah pemerintah memolesnya. Daya
tarik sejarah, budaya, dan alamnya mengundang pelancong untuk
berkunjung.
Empat remaja bermain di tepi Sungai Siak yang
dibelakangi Masjid Raya Syahabuddin. Mereka memanjat pohon, saling
siram, dan ejek. Saat azan berkumandang, para remaja yang berpakaian
khas melayu itu bergegas masuk ke masjid. Jumlah jemaah meruah, mereka
terpaksa shalat di halaman masjid bersama sebagian jemaah lain. Di
antara mereka, terdapat dua warga Malaysia yang tengah berwisata dan
turut shalat Jumat di sana.
Masjid Raya Syahabuddin selalu penuh
sesak saat ibadah shalat Jumat. Masjid mungil dengan luas tapak 399
meter persegi ini merupakan salah satu bangunan kebanggaan masyarakat
Siak.
Masjid Raya Syahabuddin dibangun pada 1926 semasa kejayaan
Kerajaan Siak di bawah kepemimpinan Sultan Syarif Kasim II. Makanya,
masjid bercat kuning ini juga dikenal dengan nama Masjid Kerajaan Siak.
Di
samping masjid inilah jasad Sultan Syarif Kasim II dan para
permaisurinya dikebumikan. Karena itu, tempat ini kerap dikunjungi
pelancong. Selain ingin menikmati keindahan masjid, mereka juga ziarah
ke makam sultan. ”Sultan ini terkenal berwibawa, mempunyai ilmu agama
yang tinggi, dan baik budi. Makanya banyak yang berdoa di dekat
makamnya,” ujar Bupati Siak Syamsuar.
Sultan Syarif Kasim II
berjasa memperkuat basis agama. Dia mendirikan dua Madsarah Taufiqiyah
untuk murid pria dan Annisa untuk perempuan. Kedua madrasah ini berdiri
sekitar 20 meter dari Istana Siak, tak jauh dari masjid tersebut.
Sampai
sekarang, bangunan kedua madrasah itu masih utuh. ”Sekarang bangunan
Taufiqiyah kami fungsikan sebagai sekolah taman kanak-kanak, sementara
gedung Annisa menjadi Istana Peraduan,” kata Kepala Bagian Humas
Kabupaten Siak Juarman.
Kerajaan Siak
Sultan
Syarif Kasim II merupakan penguasa Kerajaan Siak terakhir. Jika
dirunut, dia adalah sultan ke-12 sejak kerajaan Siak didirikan oleh Raja
Kecik yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah.
Raja Kecik
merupakan keturunan Sultan Johor (Malaysia). Namun, karena perebutan
takhta, dia harus meninggalkan Johor semasa masih dalam kandungan
ibunya. Ketika dewasa, Raja Kecik merebut kesultanan Johor dari
kekuasaan Datuk Bendahara Tun Habib atau Sultan Abdul Jalil Riayat Shah.
Namun, keturunan Datuk Bendahara Tun Habib kembali merebut kekuasaan
Raja Kecik sehingga perang tak terelakkan.
Korban berjatuhan.
Rakyat sengsara. Kedua pihak akhirnya sepakat membagi daerah kekuasaan.
Raja Kecik mendapat bagian Siak dan menyingkir ke Buantan, daerah
pedalaman Sungai Siak. Dari sinilah Kerajaan Siak Sri Indrapura dia
dirikan, sekaligus sebagai pusat penyebaran agama Islam.
Setelah
lima kali pusat pemerintahan pindah, Kerajaan Siak menetap di Siak.
Istana Siak yang dibangun dengan arsitektur campuran Eropa-Arab-Melayu
berdiri tegak di tepi Jalan Sultan Syarif Hasyim, Kabupaten Siak.
Wisata sejarah
Dalam
istana ini, pelancong dapat menikmati kemegahan kerajaan melalui
peninggalan-peninggalan yang ada. Peninggalan yang termasuk istimewa
adalah cermin awet muda. Cermin ini selalu dipakai permaisuri untuk
berkaca dan mempertahankan kecantikannya. ”Pantulan dari cermin
dipercaya mampu mengurangi efek penuaan,” kata Zainuddin, Koordinator
Istana Sultan Siak, yang bertugas menjaga Istana Siak.
Entah betul
atau tidak cerita itu. Yang jelas, di setiap musim puncak kunjungan
pelancong, kaum hawa kerap antre sampai belasan meter untuk berkaca di
cermin awet muda itu.
Yang juga menarik adalah Komet, sejenis gramofon, yang berisi
musik-musik instrumental klasik abad XIII ciptaan komponis terkenal,
seperti Beethoven, Mozart, dan Strauss. Komet yang berbentuk lemari
setinggi 2 meter ini dibawa oleh Sultan Siak XI dari Jerman pada 1896.
Sampai
sekarang, Komet masih berfungsi. Piringan-piringan baja yang berisi
aransemen musik-musik klasik itu masih sangat terawat. Menurut
Zainuddin, Komet hanya ada dua di dunia, satu di Jerman dan satu lagi di
Istana Siak.
Daya tarik budaya
Kedekatan
Kesultanan Siak dengan Johor (Malaysia) menumbuhkan budaya serumpun.
Ketika keturunan dan kerabat istana berserak dari Siak, Brunei
Singapura, dan Malaysia, mereka dipersatukan oleh budaya. Pemerintah
Kabupaten Siak melihat peluang itu dengan menggelar Festival Siak
Bermadah setiap Oktober. Mereka mengundang perwakilan suku melayu dari
Johor, Malaka, Perak, Singapura, Brunei, dan Betawi.
Festival Siak
Bermadah ini seperti pesta rakyat. Warga dari sejumlah kecamatan
dimanjakan dengan beragam lomba, seperti lomba tari kreasi Melayu,
syair, tari tradisional Melayu, berbalas pantun, lagu melayu, dan adat
perkawinan Siak.
Jumlah pelancong pada saat Festival Siak Bermadah
mencapai puluhan ribu orang. Mereka datang dari sejumlah daerah
perwakilan suku Melayu. Bahkan, tak sedikit yang datang dari Lombok,
Bali, dan Jawa. Banyak Juga pelancong datang untuk mengenal silsilah
keluarganya.
”Kami ingin tahu nenek moyang kami karena katanya ada
nenek moyang kami dari Johor yang menjadi sultan di Siak,” kata Wan
Abdul Hadi (34), pelancong dari Johor, Malaysia.
Infrastruktur
Setelah kemerdekaan, Siak
hanyalah sebuah kecamatan, bahkan statusnya nyaris menjadi kelurahan.
Lokasinya yang dikelilingi sungai menjadikan Siak sulit dijangkau.
Namun, warga terus berjuang dan sejak 1999, Siak resmi menjadi
kabupaten.
Siak yang berpenduduk 457.533 jiwa ini menyimpan
potensi kekayaan alam luar biasa. Produksi minyaknya mencapai 114.600
barrel per hari. Data Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak menunjukkan,
Siak memiliki cadangan gas 22,5 miliar kaki kubik (BCF).
Dari
hasil minyak ini, pemerintah terus memoles Siak sehingga semakin
bersinar. Jalan berupa tanah gambut disulap Pemkab Siak menjadi jalan
aspal mulus. Anggaran yang mereka keluarkan mencapai Rp 300 miliar per
tahun.
Untuk memudahkan jangkauan pendatang, Pemkab Siak membangun
beberapa jembatan. Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah, sepanjang
1,5 kilometer, menghabiskan dana Rp 390 miliar. Jembatan ini
menghubungkan pusat kota dengan jalan utama menuju Siak.
Jembatan
lainnya adalah Jembatan Sultan Syarif Hasyim di Kecamatan Tualang yang
menelan biaya Rp 191 miliar serta Jembatan Raja Kecik di Kecamatan
Sungai Apit dan Sabak Auh. Semua jembatan tersebut memudahkan mobilitas
pelancong dan warga Siak. Jika dulu pendatang harus naik kapal untuk
menjangkau Siak, kini bisa dengan menggunakan alat transportasi darat.
Siak yang berjarak sekitar 120 km dari Pekanbaru dapat dijangkau
dengan menggunakan angkutan umum kapal. Tarif angkutan umum Rp 30.000,
sementara kapal Rp 60.000. Jika bersama keluarga atau teman, sebaiknya
menggunakan mobil pribadi atau mobil sewaan. Sebab, di Siak nyaris tak
ada angkutan umum, kecuali becak yang jumlahnya tak lebih dari 30 unit.
Jarak
Siak dari Singapura hanya 150 km. Pelancong dari Malaysia dan Singapura
biasanya naik kapal dengan waktu tempuh empat jam. Pemkab Siak
membangun tiga pelabuhan, yakni Pelabuhan Buatan, Pelabuhan Perawang,
dan Pelabuhan Siak Sri Indrapura.
Jika bosan dengan wisata sejarah
dan religi, cobalah wisata alam Siak. Sekitar 50 km dari pusat kota
terdapat Danau Zamrud yang masih perawan. Tantangannya, pelancong
dipaksa memasuki belantara hutan gambut dengan perahu tradisional,
melewati anak sungai untuk menjangkau Danau Zamrud. Tempat ini sangat
nyaman untuk memancing atau sekadar menikmati udara segar.
sumber:http://nasional.kompas.com/read/2012/08/18/1522518
"Asal Usul Nama Sungai Siak"
"Tour Club Pecinta Motor Gede (MOGE) Se-Indonesia" Kunjugi Kota Siak
Club Moge |
SIAK, RIAUGREEN.COM - Kedatangan Rombongan Motor Gede di Kota
Siak Riau disambut langsung oleh plt. Sekda Siak H. Jamaluddin, sebelum
rombongan melakukan kunjungan wisata di kota siak, rombongan melakukan
temu ramah dengan pemerintah kabupaten siak yang diwakili oleh Plt.
Sekda Siak H. Jamaluddin, acara yang berlangsung di Gedung Tengku
Mahratu siang Minggu (14/05/17) dihadiri Wakapolres Siak, Kompol Yudhi
palmi, Kasat Lantas, AKP. Anindhita Rizal serta ratusan peserta Tour
club pecinta motor gede (Moge) se-indonesia dari pekan baru.
Jamaluddin mewakili Pemerintah kabupaten siak dalam acara tersebut mengatakan, Selamat datang rombongan pecinta motor gede di kota siak, pada kesempatan itu jamal sedikit bercerita tentang siak dihadapan ratusan peserta Riau Bike week 2017, Kabupaten Siak memiliki potensi pariwisata yang dapat dijual baik dilokal maupun manca negara kedepan pemerintah kabupaten siak inggin daerah ini sebagai tujuan wisata yang maju di kawasan Sumatra.
Dikabupaten siak terdapat bangunan peninggalan sejarah yaitu Istana Siak yang saat ini masih terawatt keasliannya, pada masa kejayaan sultan siak memiliki mekuasaan yang cukup luas. Kerajaan siak merupakan kerajaan melayu terbesar semasa itu terang jamal. Ia juga menambahkan kegiatan ini merupakan kegiatan positif dimana kita dapat berkunjung ke luar daerah melihat objek wisata yang dimiliki daerah tersebut da ia berharap kepada biker pangilan pecinta moter gede jika bapak ibu berkunjung ke suatu daerah hendaknya menceritakan dan mempromosikan potensi pariwisata kabupaten siak agar mereka berkunjung kesiak.
Sementara itu ketua rombongan Wisata Peserta Riau Bike Week 2017 Rudi saat memberikan kata sambutan mengungkapkan kegiatan ini merupakan agenda rutiny yang dilakukan setiap tiga tahun sekali, dimana pecinta moge dari Jakarta,Surabaya,bandung dan medan serta wilayah lainnya berkumpul di suatu daerah dan melakukan serangkayan acara baik acara internal juga bakti sosial, di tunjuknya siak sebagai kunjungan wisata karena siak memiliki objek wisata yang menarik untuk di kunjungi.
Rudi juga menambahkan tidak semua biker yang hadir pada kegiatan ini namun didalam rombongan Riau Bike Week 2017 saat ini ada perwakilan dari Malaysia, Batam, Medan dan Singapura yang dimana mereka berangkat bersama-sama dari kota pekan baru, saat ini yang mengikuti touring berjumlah 70 moge dalam kesempatan itu rudi mengucapkan terimakasih kepada pemerintah kabupaten siak yang telah mempasilitasi kegiatan ini, dalam kesempatan itu hadir juga Club lokal Modis Motor Sicel Siak yang turut juga meramaikan kegiatan teresebut.
Jamaluddin mewakili Pemerintah kabupaten siak dalam acara tersebut mengatakan, Selamat datang rombongan pecinta motor gede di kota siak, pada kesempatan itu jamal sedikit bercerita tentang siak dihadapan ratusan peserta Riau Bike week 2017, Kabupaten Siak memiliki potensi pariwisata yang dapat dijual baik dilokal maupun manca negara kedepan pemerintah kabupaten siak inggin daerah ini sebagai tujuan wisata yang maju di kawasan Sumatra.
Dikabupaten siak terdapat bangunan peninggalan sejarah yaitu Istana Siak yang saat ini masih terawatt keasliannya, pada masa kejayaan sultan siak memiliki mekuasaan yang cukup luas. Kerajaan siak merupakan kerajaan melayu terbesar semasa itu terang jamal. Ia juga menambahkan kegiatan ini merupakan kegiatan positif dimana kita dapat berkunjung ke luar daerah melihat objek wisata yang dimiliki daerah tersebut da ia berharap kepada biker pangilan pecinta moter gede jika bapak ibu berkunjung ke suatu daerah hendaknya menceritakan dan mempromosikan potensi pariwisata kabupaten siak agar mereka berkunjung kesiak.
Sementara itu ketua rombongan Wisata Peserta Riau Bike Week 2017 Rudi saat memberikan kata sambutan mengungkapkan kegiatan ini merupakan agenda rutiny yang dilakukan setiap tiga tahun sekali, dimana pecinta moge dari Jakarta,Surabaya,bandung dan medan serta wilayah lainnya berkumpul di suatu daerah dan melakukan serangkayan acara baik acara internal juga bakti sosial, di tunjuknya siak sebagai kunjungan wisata karena siak memiliki objek wisata yang menarik untuk di kunjungi.
Rudi juga menambahkan tidak semua biker yang hadir pada kegiatan ini namun didalam rombongan Riau Bike Week 2017 saat ini ada perwakilan dari Malaysia, Batam, Medan dan Singapura yang dimana mereka berangkat bersama-sama dari kota pekan baru, saat ini yang mengikuti touring berjumlah 70 moge dalam kesempatan itu rudi mengucapkan terimakasih kepada pemerintah kabupaten siak yang telah mempasilitasi kegiatan ini, dalam kesempatan itu hadir juga Club lokal Modis Motor Sicel Siak yang turut juga meramaikan kegiatan teresebut.
sumber :http://riaugreen.com/view/Siak/26248/Tour-Club-Pecinta-Motor-Gede-Se-Indonesia-Kunjugi-Kota-Siak-.html#.WR2XmqLDjVk
"Wisata Taman Nasional Zamrud", Kab Siak, Prov Riau
Taman Nasional Zamrud merupakan kawasan hutan yang memiliki dua danau
unik yakni Danau Pulau Besar dan Danau Bawah. Kedua danau itu juga
berada dikawasan hamparan ladang minyak bumi yang dikelola pemerintah
Kabupaten Siak. Danau Zamrud ini terletak di Desa Zamrud, Kecamatan
Dayun, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Jika dari Pekanbaru berjarak
sekitar 180 kilometer, lokasinya memang cukup jauh.
Sumber: Linkarnews.com |
Jika menggunakan kendaraan mobil atau motor maka jarak tersebut dapat
ditempuh dalam waktu 3 jam perjalanan. Kawasan tersebut cukup jauh,
selain itu tidak ada angkutan umum yang melewati kawasan tersebut
sehingga bisa menggunakan jasa rental mobil, dan mobil sewa, mobil
pribadi. Sebelum memasuki kawasan Danau Zamrud ini pengunjung diharuskan
meminta izin masuk ke Badan Operasi Bersama (BOB) CPP Block.
Kawasan ladang minyak di sekitar Danau Zamrud dikelola PT Bumi Siak Pusako dan Pertamina Hulu yang membentuk BOB. Oleh sebab itu kawasan danau tersebut bisa aman dan terjaga dari pencemaran. Air disini hitam kecoklatan, namum ini bukan karena pencemaran tapi ini ciri khas air dihutan gambut. Hutan zamrud merupakan hutan rawa primer di atas lahan gambut.
Kawasan ladang minyak di sekitar Danau Zamrud dikelola PT Bumi Siak Pusako dan Pertamina Hulu yang membentuk BOB. Oleh sebab itu kawasan danau tersebut bisa aman dan terjaga dari pencemaran. Air disini hitam kecoklatan, namum ini bukan karena pencemaran tapi ini ciri khas air dihutan gambut. Hutan zamrud merupakan hutan rawa primer di atas lahan gambut.
Sumber: Youtube.com |
Danau Zamrud ini jauh dari pemukiman penduduk sehingga memiliki panorama
alam yang eksotik. Hutan yang masih alami memiliki udara yang bersih
dan sejuk. Dua danau besar disini dipinggirnya kelilingi oleh tanaman
pinang merah dan tanaman rawa lainnya.
Kawasan Hutan di Danau Zamrud ini kita masih bisa menemukan berbagai jenis satwa langka seperti ikan arwana emas, ikan Balido, harimau sumatera, beruang merah, burung Serindit yang menjadi ikon Provinsi Riau juga dapat ditemukan di kawasan ini. Ingat ya kawasan hutan ini dilindungi jadi jangan coba-coba berburu disini ya.
Kawasan Hutan di Danau Zamrud ini kita masih bisa menemukan berbagai jenis satwa langka seperti ikan arwana emas, ikan Balido, harimau sumatera, beruang merah, burung Serindit yang menjadi ikon Provinsi Riau juga dapat ditemukan di kawasan ini. Ingat ya kawasan hutan ini dilindungi jadi jangan coba-coba berburu disini ya.
Sumber: Ceritapolitik.com |
Menurut informasi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA)
Provinsi Riau terdapat 38 jenis burung yang 12 diantaranya dilindungi
seperti bangau putih, enggang palung, enggang benguk, enggang dua warna,
dan enggang ekor hitam. Jika kamu penasaran silah cari diinternet.
Hewan ini jarang menampakkan diri pada siang hari tapi mereka nantinya akan keluaar pada malam hari. Biasanya waktu sore hari hewan-hewan ini seperti burung elang, kera, dan harimau mulai menampakkan diri satu persatu. Untuk tumbuhan kawasan ini didominasi oleh tumbuhan rawa seperti bengku, rengas dan pisang-pisang.
Di kawasan Danau Zamrud ini juga terdapat pula empat jenis primata, salah satu yang cukup terkenal adalah siamang. Di dalam danau ada 14 jenis ikan unik yang memiliki nilai ekonomi. Di kawasan danau terdapat vegetasi langka jenis pinang merah. Uniknya tanaman pinang merah disini berbeda dengan pinang merah hias karena warnanya lebih cerah.
Hewan ini jarang menampakkan diri pada siang hari tapi mereka nantinya akan keluaar pada malam hari. Biasanya waktu sore hari hewan-hewan ini seperti burung elang, kera, dan harimau mulai menampakkan diri satu persatu. Untuk tumbuhan kawasan ini didominasi oleh tumbuhan rawa seperti bengku, rengas dan pisang-pisang.
Di kawasan Danau Zamrud ini juga terdapat pula empat jenis primata, salah satu yang cukup terkenal adalah siamang. Di dalam danau ada 14 jenis ikan unik yang memiliki nilai ekonomi. Di kawasan danau terdapat vegetasi langka jenis pinang merah. Uniknya tanaman pinang merah disini berbeda dengan pinang merah hias karena warnanya lebih cerah.
Sumber: Okezone.com |
Berdasarkan informasi dari Okezone, pemerintah Republik Indonesia juga
sudah menetapkan Zamrud sebagai Taman Nasional. Peresmiannya dilakukan
oleh Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla yang didampingin oleh Menteri
Lingkungan Hidup Siti Nurbaya dan Bupati Siak Syamsuar pada Hari
Lingkungan Hidup yaitu pada 23 Juli 2016. Sebelum menjadi taman
nasional, Zamrud merupakan Suaka Marga. Taman Nasional Zamrud memiliki
luas sekitar 31.480 hektar. Untuk pengelolaan Taman Nasional Zamrud,
Pemeritah bekerjasama dengan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) April
Group dan juga BOB.
Oleh karena itu sekarang ini Taman Nasional Hutan Zamrud ini sudah bisa dimanfaat untuk kegiatan penelitian dan wisata.
Oleh karena itu sekarang ini Taman Nasional Hutan Zamrud ini sudah bisa dimanfaat untuk kegiatan penelitian dan wisata.
Pulau di Danau Pulau Besar Taman Nasional Hutan Zamrud
wisata alam danau naga sakti |
Pengunjung di Taman Nasional Hutan Zamrud yang Berburu Foto
sumber : http://www.bertravel.com/forum/discussion/62/wisata-di-taman-nasional-zamrud-siak-riau
Taman Lalu Lintas Tanjung Agung, Wahana Edukasi Lalu Lintas di Kota Siak
Dikota Siak terdapat sebuah taman yang unik dan berbeda dari taman kebanyakan. Kalau biasanya sebuah taman dikelilingi oleh tanaman hias dan pemandangan hijau, maka di Taman ini kita akan melihat banyak sekali "Rambu-Rambu Lalu Lintas" lengkap dengan marka jalannya. Taman ini disebut Taman Lalu Lintas Tanjung Agung.Taman Lalu Lintas Tanjung Agung |
Taman Lalu Lintas Tanjung Agung berada di kota Siak, kecamatan Mempura,
kabupaten Siak propinsi Riau, tepatnya berlokasi di Komplek Perkantoran
Kabupaten Siak. Taman Lalu Lintas yang dibangun diatas lahan seluas 2 Ha
ini mulai dikerjakan sejak tahun 2014 dan baru diresmikan oleh Kapolda
Riau Brigjen Pol. Drs. Supriyanto pada tanggal 19 September 2016 silam.
Taman yang berfungsi sebagai taman bermain dan taman pendidikan ini
dibangun sebagai wujud kepedulian Polri dan Pemda setempat akan
pentingnya kesadaran berlalu lintas. Tujuan dibangunnya taman ini untuk
mengenalkan pengetahuan berlalu lintas sejak dini terhadap anak-anak
dan warga sekitar.
Taman yang merupakan Taman Lalu Lintas pertama di propinsi Riau bahkan
mungkin di Sumatera ini didesign sebagai miniatur jalan raya dilengkapi
dengan berbagai macam rambu-rambu lalu lintas. Disini warga atau
pengunjung akan mengenal lebih banyak pengetahuan tentang simbol dan
fungsi rambu-rambu yang lalu lintas yang selama ini mungkin belum
sepenuhnya diketahui oleh masyarakat.
Idealnya sebuah taman bermain, taman ini juga dilengkapi dengan berbagai
fasilitas bermain seperti ayunan dan perosotan. Berbagai fasilitas ini
tentu saja akan dapat membuat acara bermain anak-anak semakin seru dan
menggembirakan. Walaupun cuaca agak sedikit mendung pada saat itu,
tetapi antusias warga cukup besar untuk tetap mengunjungi Taman Lalu
Lintas Tanjung Agung. Terlihat beberapa anak-anak asyik bermain
didampingi oleh keluarga ataupun orang tua mereka.
Katanya sih, kedepannya akan dibangun beberapa fasilitas penunjang untuk
pengembangan taman ini seperti miniatur jalur kereta api dan pelabuhan,
kawasan bersepeda termasuk pedestrian untuk kaum difabel. Keberadaan
taman ini sungguh sangat bermanfaat bagi masyarakat dan juga menjadi
kebanggaan bagi masyarakat kabupaten Siak. Selain sebagai sarana bermain
juga dapat dijadikan sarana pembelajaran tentang tertib berlalu lintas.
Yuk berwisata edukasi ke Taman Lalu Lintas Tanjung Agung Siak. Mari kita manfaatkan taman ini sebagai wahana bermain dan belajar bagi keluarga. Kita jaga bersama fasilitas yang ada dengan baik agar dapat dinikmati oleh generasi penerus kita.
Yuk berwisata edukasi ke Taman Lalu Lintas Tanjung Agung Siak. Mari kita manfaatkan taman ini sebagai wahana bermain dan belajar bagi keluarga. Kita jaga bersama fasilitas yang ada dengan baik agar dapat dinikmati oleh generasi penerus kita.
sumber : http://wonderfulllfe.blogspot.co.id/2016/11/taman-lalu-lintas-tanjung-agung-wahana.html
Bupati Siak Dorong Permainan Gasing Jadi Iven Pariwisata yang Mendunia
Bupati Siak H Syamsuar melepas gasing tanda dibukanya turnamen ini di lapangan bila Kualian, Siak. |
SIAK SRI INDRAPURA, - Bupati Siak H Syamsuar mendukung
kegiatan olahraga turnamen gasing dan layang-layang yang ditaja
Masyarakat Peduli Kabupaten Siak (MPKS) di lapangan sepakbola Kualian,
Kelurahan Kampung Rempak, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak. Permainan anak
Melayu ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang
datang ke Siak. Karena gasing merupakan bagian dari kebudayaan
masyarakat Melayu di Provinsi Riau.
"Waktu acara di Taman Mini Jakarta beberapa waktu lalu, banyak
anak-anak begitu tertarik dengan gasing yang dimainkan anak-anak Siak.
Bahkan, Kementerian Pariwasata mendorong kita untuk ikut serta festival
seni di Bali untuk menampilkan permainan gasing. Saya sangat mendukung
kegiatan ini dan berharap permainan gasing bisa dikenal dunia," kata
Syamsuar saat membuka turnamen gasing dan layang-layang, Kamis
(11/5/2017).
Dia berharap agar turnamen gasing dan permainan masyarakat melayu
lainnya bisa dilaksanakan setiap tahun. Sehingga, bisa dijadikan sebagai
agenda tahunan pariwisata di Kabupaten Siak. "Kalau bisa setiap tahun dilaksanakan dan dipromosikan melalui Dinas
Pariwisata agar wisatawan bisa melihat langsung permainan gasing ini
saat datang ke Siak," ujar Syamsuar.
Ketua MPKS Wan Hamzah sangat mendukung keinginan Bupati agar turnamen
gasing dilaksanakan setiap tahun. Dia berharap, Pemkab Siak dapat
membangunan lapangan permainan gasing yang permanen, sehingga turnamen
ini bisa dilaksanakan setiap tahun.
"Terima kasih atas dukungan Pak Bupati, tentu ini menjadi motivasi bagi
kita agar turnamen gasing bisa dilaksanakan setiap tahun," ujarnya
kepada GoRiau.com.
Untuk tahun ini, lanjutnya, panitia menyiapkan total hadiah Rp50 juta
bagi para pemenang permainan gasing dan layang-layang. Dimana, peserta
berasal dari sejumlah kabupaten/kota di Riau, seperti Bengkalis,
Selatpanjang, Dumai, Pelalawan dan Pekanbaru.
"Ada 38 tim yang ikut untuk gasing bulat, dimana satu tim berjumlah 7
orang. Kemudian untuk lomba gasing piring atau kreasi diikuti 18 tim.
Turnamen ini berlangsung dari 11-18 Mei 2017," pungkasnya.
Tampak hadir saat pembukaan turnamen, Kajari Siak Zondri, Ketua Komisi I
DPRD Siak Sujarwo, Sekcam Siak, Ketua KNPI Siak Ulil Amri dan ratusan
peserta yang mengikuti kegiatan tersebut.
sumber: https://www.goriau.com/berita/siak/bupati-siak-dorong-permainan-gasing-jadi-iven-pariwisata-yang-mendunia.html
Potensi Baru Wisata Siak "Danau Naga Sakti"
Wisata Alam Danau Naga Sakti |
SIAK, YAZID.com – Sebagai destinasi wisata andalan di
Provinsi Riau, Kabupaten Siak memiliki banyak sekali destinasi. Baik
yang dikenal dan sudah terkelola, maupun yang belum mendapatkan
sentuhan. Salah satunya, Danau Naga Sakti.
Danau dengan air berwarna hitam ini berada di Desa Dosan, Kecamatan
Pusako. Kawasan ini sangat cocok dijadikan destinasi ekowisata,
melengkapi beberapa destinasi serupa yang ada di Kabupaten Siak.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
1 komentar :
Posting Komentar