asal muasal dan sejarah "kolam hijau" di siak

Tidak ada komentar
 
kolam hijau siak
 
Banyak peninggalan sejarah yang bisa kita jumpai di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Diantaranya adalah Istana Kerajaan Siak, Makam Sultan Siak, Mesjid dan lain sebagainya. Semua ini bisa kita jumpai di Kota Siak yang juga disebut Kota Istana.

Jika kita terus menelusuri jalan lintas Siak-Bengkalis, tepatnya di Desa Buantan Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, kita bisa melihat salah satu situs bersejarah dari masa kerajaan Siak, yaitu Kolam Hijau yang letaknya di pinggir Sungai Siak.

Kolam Hijau ini dulunya merupakan tempat pemandian Keris yang digunakan pada masa kerajaan Siak. Selain itu, kabarnya Kolam Hijau ini juga menjadi tempat pemandian Raja Kecik yang merupakan salah satu pendiri Kerajaan Siak.

Dinamakan Kolam Hijau, karena air yang menggenangi kolam tersebut berwarna Hijau. Hingga saat ini jika diperhatikan, airnya masih berwarna hijau, meski tidak sepekat pada masa kerajaan dulunya.

Oleh Pemerintah Kabupaten Siak saat ini, Kolam tersebut dirawat dan dijadikan salah satu tempat wisata bagi para pengunjung yang ingin menyaksikan langsung situs sejarah milik Kerajaan Siak di masa lampau.

Namun ternyata banyak cerita mistis dan mitos yang terpendam didalamnya. Zaman dahulu  hingga sekarang kolam ini sering dijadikan tempat ritual penarikan benda pusaka dan tempat pesugihan. Juga, kolam ini  konon katanya banyak "ditunggui" beragam makhluk gaib. Satu nama jin yang paling tenar yang menjaganya adalah bernama Panglima Hitam.   

Menurut tokoh masyarakat setempat, banyak orang dari luar Siak yang datang ke Kolam itu untuk melakukan ritual-ritual magis. Ada yang berhasil namun banyak yang tak sanggup menghadapi para "penunggunya".

Ada misteri apa dikolam hijau tersebut? Kru Dua Dunia yang tayang di Trans 7 dua kali sepekan setiap Selasa dan Rabu pukul 24.00 WIB mencoba menggali kisah-kisah misteri dan mitos yang belum banyak diketahui orang.

Kali ini Dua Dunia menghadirkan Paranormal bernama Ki Riki "Kilananging Jagad" yang asli anak Melayu Bengkalis

, PEKANBARU - Pemerintah Kabupaten Siak, Riau, mengaku terus mengelola obyek wisata religi Raja Kecik dan Kolam Hijau yang berada di Desa Buantan Besar, Kecamatan Siak.
"Bila akhir pekan banyak wisatawan dari Malaysia dan beberapa kota di Sumatera Utara mengunjungi makam Raja Kecik," kata Bupati Siak Syamsuar di Pekanbaru, Kamis (20/2/2014).
Dia mengatakan, pemerintah daerah menjadikan obyek wisata itu sebagai salah satu tujuan wisata maka akan dibangun sarana maupun prasarana penunjang.

Raja Kecik merupakan salah satu keturunan Raja Kesultanan Siak Sri Indrapura, dalam perjalanan sejarah dia juga salah satu ulama yang mengembangkan Islam di tanah Melayu Riau.
Sedangkan Kolam Hijau adalah tempat sakral pada masa Kerajaan Siak Sri Indrapura, dan dijadikan sebagai tempat mencuci berbagai benda bersejarah milik kerajaan, diantaranya tombak pedagang dan keris.
Namun belakangan ini Kolam Hijau dijadikan sebagai tempat pacaran oleh remaja setempat sehingga membuat anggota DPRD Siak geram.
Demikian pula pada musim kemarau panjang, air kolam itu tidak pernah kering meski kawasan sekitar kering kerontang.
Syamsuar mengatakan warga sekitar mengharapkan jalan menuju makam Raja Kecik untuk segera diperbaiki dan diperlebar agar wisatawan dengan mudah sampai hingga ke lokasi.
Dia mengatakan keinginan warga lainnya adalah supaya dibangun sarana maupun prasarana penunjang obyek wisata seperti areal parkir kendaraan dan tempat istirahat yang memadai.
Bahkan dalam suatu kegiatan safari Jumat Pemkab Siak, pihaknya menyempatkan diri untuk mengunjungi makam Sultan tersebut
.
Pemerintah Kabupaten Siak juga memiliki obyek wisata Istana Sultan Siak Sri Indrapura yang didalamnya terdapat kursi raja terbuat dari emas murni.
Untuk memajukan kegiatan wisata di wilayah ini pihaknya mengelar Tur De Siak 2013 yang diiikuti pembalap sepeda dari sembilan negara termasuk tuan rumah.
Acara balap sepeda itu pada hakekatnya merupakan pengenalan obyek wisata termasuk aneka kuliner di Siak kepada turis lokal dan mancanegara

Tidak ada komentar :

Posting Komentar